Ternyata, Ibu-Ibu Jago Main STrEAM! Nggak Percaya?

Yuhuuu~

Kembali lagi di pos terbaru berkaitan dengan STrEAM dan salah satu tugas untuk jadi Ibu Main STrEAM juga. Belum tahu STrEAM? Ah, pasti belum baca, kan dua posku ini?

https://wordpress.com/read/feeds/109422895/posts/3429113868
https://wordpress.com/read/feeds/109422895/posts/3442581487

Kelas ketiga bareng Rumah Main STrEAM kemarin bener-bener seru dan bermanfaat banget. Akhirnya, ya setelah berkenalan dengan Rumah Main STrEAM, memahami pentingnya Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), sampai juga di kelas puncak ini.

Pada kelas ketiga ini, kami diperkenalkan pada prinsip-prinsip STrEAM. Buatku yang memang anak bahasa banget, ini betul-betul sesi belajar. Seneng banget dapat ilmu baru bahkan nggak cuma terkait STrEAM tetapi mengenai pengasuhan juga dari Bu Yuni, Founder Rumah Main STrEAM. Selengkapnya, akan kuceritakan di paragraf selanjutnya, ya.

Sebelum menjelaskan prinsip STrEAM, Bu Yuni ajak kami menyaksikan video. Somehow, aku ingat pernah nonton video ini tapi lupa di mana, mungkin dulu waktu masih mengajar dan training. Di video tersebut dijelaskan mengenai lapangan pekerjaan yang pastinya berbeda dan bagaimana digitalisasi telah mengubah banyak hal di dunia ini. Saat ini, segala sesuatu bergerak sangat cepat termasuk dunia kerja. Banyak pekerjaan saat ini modelnya pekerja lepas dan penuh fleksibilitas.

Namun, meski pekerja lepas tetap saja yang dibutuhkan dan dicari itu skillful worker. 40% lapangan pekerjaan lepas di dunia ini diisi oleh warga India ternyata. Jadi, sudah sampai mana, ya kita mempersiapkan generasi masa depan kita untuk jadi skillful worker yang dibutuhkandi masa depan? Udah nggak zaman kayaknya, ya mempersiapkan anak kita jadi pegawai? Tugas kita sebagai orang tua untuk update dan paham keterampilan abad 21 dalam rangka mempersiapkan anak-anak kita. Di sesi ini, Ibu Yuni menyebut keterampilan ini 4C. Ternyata ini tidak jauh berbeda dengan ATL (Approaches to Learning) yang kupahami selama mengajar.

Jadi, 4C yang merupakan keterampilan penting abad ke-21 adalah:

  • Creativity and Innovation
  • Critical Thinking and Problem Solving
  • Communication
  • Collaboration

Bisa, nggak, ya kira-kira aku memeprsiapkan anak-anak memiliki keterampilan tersebut? Pasti bisa, yuk! Makanya aku rajin ikut kelas, kerjain tugas, dan mau jadi Ibu Main STrEAM pokoknya. Ini jadi salah satu ikhtiar, ya, Bismillah ….

Nah, selanjutnya terkait pendekatan STrEAM. STrEAM ini kan akronim dari Sains, Teknologi, Tradisional, Engineering, Art, dan Matematika, ya. Di sesi kelas Main STream sebelumnya, sih pernah dibahas tipis-tipis bahwa STrEAM, nih sebetulnya bukan cuma perkara kegiatan ilmiah di laboratorium, tetapi ada di keseharian kita juga. Namun, lagi-lagi otakku yang bahasa ini nggak mudeng-mudeng amat. Sebelum membahas STrEAM di kegiatan sehari-hari, kita bahas dulu mengenai tiap komponen STrEAM, ya. Berikut ini penjelasan singkat dari masing-masing komponen pada kata STrEAM:

  • Sains merupakan keterampilan mengamati, membuat pertanyaan, membuat prediksi, merancang, melaksanakan ekspresiman, dan berdiskusi.
  • Teknologi dan Tradisional pada dasarnya merupakan inovasi, alat, atau segala sesuatu baik benda elektronik maupun tidak yang membantu pekerjaan manusia.
  • Engineering merupakan pengetahuan keterampilan atau proses dari sebuah desain dan konstruksi yang bermanfaat bagi manusia.
  • Art tentu saja seni. Kok seni berhubungan dengan sains teknologi dan lain-lain, sih? Itu karena proses art atau seni membutuhkan pemikiran kreatif untuk menyelesaikan masalah. Ilmuwan meski cara berpikirnya sistematis dengan metode ilmiah juga perlu punya pemikiran kreatif, kan?
  • Terakhir adalah, Matematika. Segala sesuatu yang berkaitan dengan angka, pola, pengukuran, serta logika sistematis dalam memecahkan masalah ada di ranah matematika.

Semua penjelasan tersebut kucatat dari sesi Ibu Yuni, Founder Rumah Main STrEAM Sabtu lalu, ya saat menjalani sesi ketiga. Kalau ada salah-salah dikit mohon maaf, diketiknya sambil dengerin Bu Yuni ngomong soalnya, hehehe ….

Lalu, setelah sesi berakhir seperti biasa kami dapat tugas, nih. Tugasnya adalah menemukan aktivitas harian yang di dalamnya ada proses STrEAM dan menjelaskannya. Ini sungguh, deh ya dari Sabtu aku mikirin ini terus. Sebetulnya masak, tuh aktivitas yang STrEAM banget. Namun, aku yakin sebagian besar pasti berpikir sama denganku, deh. Aku berpegang pada kalimat yang selalu diucapkan oleh Kak Dilla di sesi pertama dan kedua bahwa aktivitas STrEAM itu bisa ditemukan di mana saja. Jadi, aku bener-bener berpikir keras menemukan aktivitas mengandung STrEAM selain memasak.

Akhirnya … jeng, jeng, jeng … Ilham itu datang. Meski nggak yakin memenuhi seluruh STrEAM-nya, sih, ya tetapi lumayanlah. Menurut Bu Yuni, minimal dalam satu aktivitas tersebut ada dua dari lima unsur-unsur STrEAM karena ini harus integrasi. Kalau cuma satu, ya bukan.

Jadi, aktivitas harian yang menurutku mengandung aktivitas STrEAM adalah … membersihkan rumah.

Photo by Gustavo Fring on Pexels.com

Yuk, coba kita bedah tiap unsur STrEAM-nya ala-ala aku, ya. Ini kalau salah mohon maaf pokoknya, ya maklum masih proses belajar. Hehehe ….

Dalam membersihkan rumah, kita biasanya menggunakan beberapa produk pembersih, kan? Ada yang mengandung campuran berbagai bahan kimia, ada juga yang menjanjikan produknya natural dari bahan alami. Mulai dari cairan pembersih untuk mengepel, cairan pembersih kamar mandi, cairan pembersih jendela, semuanya memiliki kandungan dan manfaat yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhannya.

Photo by Anna Shvets on Pexels.com

Untuk mengepel biasanya mengandung bahan antikuman dan harum baunya. Sementara untuk jendela mengandung bahan yang bisa mengangkat debu dari kaca dan membuatnya jernih. Beda lagi cairan pembersih kamar mandi yang biasanya mengandung bahan untuk mengangkat noda yang menempel. Nggak jarang, nih ibu-ibu juga pakai bahan di dapur, kan sebagai produk pembersih? Misalnya cuka yang katanya bisa menghilangakan kerak dari pantat panci. Pernah coba, nggak, Bu? Hehehe ….

Nah, menurutku pemahaman kita pada kandungan tiap produk pembersih atau saat kita memanfaatkan produk seperti cuka atau baking soda untuk bersih-bersih itu adalahpenerapan unsur sains dalam kegiatan bersih-bersih rumah. Gitulah, ya kira-kira. Duh, takut salah. Wkwkwk ….

Unsur kedua, teknologi dan tradisional. Ini sih jelas, ya harusnya? Untuk bersih-bersih rumah kan kita dibantu alat-alat untuk memudahkan proses bersih-bersihnya.

Photo by Tima Miroshnichenko on Pexels.com

Jadi, mau pakai sapu atau vakum, pakai kain pel atau pel yang ada tongkatnya, semua alat tersebut adalah bagian dari teknologi tradisional yang berkembang jadi teknologi modern yang memudahkan kegiatan besih-bersih kita. Inilah unsur teknologi dalam kegiatan bersih-bersih.

Sekarang engineering, ya? Ini agak maksa dikit, tetapi pasti pernahlah dilakukan di rumah masing-masing. Pernah nggak kesulian membersihkan debu di tempat yang tinggi? Kemoceng kan panjangnya standar, ya? Nah, kalau aku biasanya akan mengikat kemoceng dengan sapu supaya bisa menjangkau debu-debu di plafon rumah. Hahaha ….

Photo by La Miko on Pexels.com

Nah, anggaplah keterampilan kita mengonstruksi atau memodifikasi alat bersih-bersih sesuai kebutuhan kita termasuk dalam unsur engineering, ya? Hehehe.

Lanjut ke art sekarang. Ini juga agak-agak nggak yakin, sih tetapi mari kita gas dulu. Dalam proses bersih-bersih tentu kita bertujuan untuk merapikan rumah agar terlihat cantik, kan? Kita anggap rumah kotor adalah masalah dan solusinya adalah kita bersih-bersih. Pemikiran kreatifnya kita tunjukkan dalam proses menata posisi perabot atau benda-benda di rumah agar rapi dan sedap dipandang.

Photo by Charlotte May on Pexels.com

Tuh, lihat gambar di atas! Mulai dari pemilihan posisi vas, warna karpet, warna sarung bantal, semua sesuai, rapi, sedap dipandang sehingga inilah unsur art dari proses bersih-bersih rumah. Aku, sih belum begini, ya kondisi rumahnya, yang penting paham aja dulu STrEAM-nya. Wkwkwk ….

Terakhir, unsur matematika. Kita balik lagi ke cairan pembersih, nih, ya? Kalau kita pakai cairan pembersih lantai pasti ada, kan instruksi pemakaian? Misal kita perlu menuangkan sekian tutup botol untuk sekian liter air supaya cairan pembersihnya bekerja maksimal.

Photo by Sarah Chai on Pexels.com

Nah, pengukuran inilah yang menunjukkan kita menerapkan konsep matematika dalam proses bersih-bersih rumah. Aku juga sering beli produk isi ulang. Nanti di rumah, aku bagi produk pembersih tersebut ke beberapa botol sesuai kapasitasnya. Jadi, ya, kuanggap aku pahamlah, ya matematika dalam kegiatan bebersih ini.

Oke, kira-kira itulah penjelasanku mengenai penerapan unsur STrEAM dalam kegiatan sehari-hari. Jadi, bener, kan ibu-ibu aslinya tuh jago main STrEAM. Jawabanku betul atau nggak, ya? Mari kita tunggu hasilnya Sabtu depan. Kalau kamu, tahu nggak kegiatan sehari-hari apa yang menerapkan unsur STrEAM? Cerita, yuk!

Oleh Erfa22

Seorang mama yang hobi belajar dan cinta baca. Pembelajar sepanjang hayat, pendidik paruh waktu, dan penulis lepas yang sesekali mengulas buku juga.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai